Friday, February 20, 2009

Akses Informasi Tagihan Listrik Secara Online

Sebagai bentuk layanan kemudahan PLN kepada pelanggannya, PLN menyediakan fasilitas mengakses informasi tagihan listrik melalui internet. Cukup dengan menyertakan 12 digit nomor rekening listrik pelanggan sebagai informasi login, pelanggan dapat melihat besarnya tagihan listrik dari waktu ke waktu.




Situs informasi billing tersebut dapat diakses melalui alamat: http://202.162.217.251/info_billing/index.php


Setelah berhasil login, akan ditayangkan menu akses tagihan bulan tertentu. Ada informasi menarik seputar biaya tagihan. Jika tagihan bulan yang dimaksud lebih kecil dari bulan sebelumnya, maka akan ditambahkan informasi:
Tagihan listrik anda menurun Rp. xxx dari tagihan bulan sebelumnya.
Terima kasih anda sudah berhemat Listrik, mohon dipertahankan.


Demikian pula jika besarnya tagihan lebih besar dari jumlah sebelumnya, akan ditayangkan informasi:
Tagihan listrik anda meningkat Rp. xxx dari tagihan bulan sebelumnya.


Tagihan Jangka Waktu

Selain dapat mengakses informasi tagihan bulan tertentu, disediakan pula informasi tagihan jangka waktu. Anda dapat mengaksesnya melalui menu yang terletak di sebelah kiri.


Berikut contoh hasil informasi tagihan berjangka waktu:


Selain menampilkan data berbentuk angka, juga ditayangkan data dalam bentuk grafis yang tentunya lebih informatif. Grafik yang ditayangkan adalah bertipe batang (bar), lingkaran (pie) dan garis (line). Berikut gambar dari masing - masing grafik:

Grafik batang tagihan listrik


Grafik lingkaran tagihan listrik


Grafik garis tagihan listrik


Jangan lupa untuk logout jika sudah selesai.


Selengkapnya..

Monday, February 16, 2009

Seberapa Boroskah Indonesia ?

Banyak yang mengatakan, kita, Indonesia ini boros energi. Para pembicara di seminar, workshop, konferensi dan pertemuan - pertemuan lainnya melontarkan keprihatinannya akan bahaya dari pemborosan yang kita lakukan. Ya, seperti yang telah kita ketahui secara umum, perilaku dan budaya penggunaan energi kita masih memprihatinkan.



Misalkan, lampu dibiarkan menyala pada siang hari yang terang benderang; disain tata ruang yang kurang memperhatikan penerangan alami malah menggunakan terlalu banyak lampu penerangan; meninggalkan ruangan kantor terlalu lama sementara AC dan lampu dibiarkan hidup; televisi dibiarkan hidup namun tidak ditonton; komputer tetap dibiarkan hidup sementara tidak digunakan sama sekali; bahkan mengaktifkan screen saver yang justru cenderung lebih memboroskan energi listrik; dan contoh lain terkait tidak mematikan peralatan listrik ketika tidak digunakan.

Penggunaan / konsumsi energi yang berlebihan ini berakibat pada tingginya konsumsi energi kita. Di sisi lain, negara Jepang dan Amerika dikenal lebih hemat dalam menggunakan energi listrik dibandingkan dengan Indonesia. Benarkan demikian? Banyak negara, terutama negara berkembang berlomba - lomba belajar bagaimana menekan pemborosan penggunaan energi listrik pada negara maju seperti Jepang, Amerika, Jerman, dan lainnya. Berbagai macam nota kesepahaman (Memorandum of understanding / MoU) antar negara mengenai pengelolaan energi listrik, pembangunan pembangkit listrik baru, dan lain sebagainya.

Lalu sebenarnya ukuran apa yang dijadikan acuan menentukan boros atau tidak, dan bagaimana membandingkan suatu negara lebih boros dibandingkan dengan negara lainnya? Bagaimana suatu negara kekurangan pasokan energi?


Konsumsi Energi

Berdasarkan statistik menurut Energy Information Administration , dari data konsumsi energi dunia seperti yang dapat disimak pada grafik berikut:

Grafik diolah berdasarkan data dari Energy Information Administration.


Konsumsi energi listrik Indonesia pada tahun 2006 adalah sebesar 110,71 miliar kilowatt jam. Jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan jepang yang mengkonsumsi sekitar 982,46 miliar kilowatt jam. Apakah ini berarti Indonesia lebih hemat dari Jepang? Apakah ini berarti Indonesia lebih hemat dari Thailand. Apakah ini berarti Indonesia lebih boros dari Malaysia? Apakah ini berarti Indonesia lebih kekurangan energi dibandingkan dengan Malaysia?

Tentu saja BELUM TENTU. Statistik di atas adalah perhitungan konsumsi energi listrik untuk setiap negara, artinya jumlah energi listrik yang digunakan oleh negara tersebut UMUMNYA berbanding lurus dengan jumlah penduduk. Jadi semakin tinggi populasi suatu negara, semakin tinggi pula jumlah energi listrik yang dikonsumsi.


Intensitas dan Energi Per Kapita

Di sisi lain, statistik menurut Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2006 - 2025 menunjukkan perbandingan intensitas energi dan konsumsi energi per kapita beberapa negara. Selengkapnya mengenai pengertian intensitas energi dapat disimak pada artikel Istilah Seputar Konservasi Energi.

Grafik dikutip dari Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2006 - 2025


Berdasarkan grafik di atas, Indonesia memiliki intensitas energi yang paling tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menghasilkan satu satuan produksi atau jasa, Indonesia membutuhkan energi yang paling banyak. Dengan demikian terlihat bagaimana rendahnya efektifitas dan efisensi penggunaan energi di Indonesia, secara tidak langsung, menunjukkan pula bahwa harga energi di Indonesia paling tinggi di antara negara lain yang tercantum di dalam grafik tersebut.

Sedangkan konsumsi energi per kapita adalah jumlah energi rata-rata yang dikonsumsi oleh setiap penduduk di suatu negara. Sehingga semakin banyak populasi suatu negara semakin mengurangi konsumsi energi per kapita. Hal itulah yang membuat mengapa jumlah energi perkapita Indonesia rendah.

Jadi, untuk menentukan tingkat kurangnya pasokan energi suatu negara ditentukan oleh konsumsi energi per kapita? Hm... ada metode yang lebih sesuai.


Elastisitas Energi

Seperti yang telah saya sebutkan dalam artikel Istilah Seputar Konservasi Energi, elastisitas energi adalah rasio atau perbandingan antara tingkat pertumbuhan konsumsi energi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi.

Jika nilai elastisitas energi lebih besar dari 0, maka artinya pertumbuhan konsumsi energi tidak dapat mengimbangi pertumbuhan ekonomi, dengan demikian akan terjadi kekurangan kebutuhan energi.

Sebaliknya, jika elastisitas energi kurang dari 0, maka terjadi surplus pasokan energi, sehingga tersedia cadangan pasokan energi untuk kebutuhan masa mendatang.

Lalu bagaimana nilai elastisitas energi untuk Indonesia? Simak grafik berikut:

Grafik dikutip dari Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2006 - 2025


Dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia, nilai elastisitas energi Indonesia lebih tinggi, artinya Indonesia lebih kekurangan pasokan energi. Bandingkan dengan Inggris dan Jerman yang memiliki nilai elastisitas energi negatif. Mereka mempunyai cadangan pasokan energi yang melimpah.

Jika fenomena elastisitas energi Indonesia yang masih tinggi ini terus dibiarkan tanpa ada langkah - langkah penanggulangan, maka Indonesia dapat mengalami kekurangan energi yang lebih parah, bisa jadi Indonesia akan mengalami lebih banyak pemadaman bergilir.

Jadi, masih ingin berboros ria?


Selengkapnya..

Friday, February 13, 2009

Istilah Seputar Konservasi Energi

Berikut beberapa istilah yang sering digunakan terkait dengan gerakan hemat energi:

Energi
Daya yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan meliputi listrik, mekanik dan panas.

Sumber Energi
Sebagian sumber daya alami antara lain berupa minyak dan gas bumi, batubara, air, panas bumi, gambut, biomassa dan sebagainya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat dimanfaatkan sebagai energi

Energi Baru
Bentuk energi yang dihasilkan oleh teknologi baru baik yang berasal dan energi terbarukan maupun energi tak terbarukan, antara lain : hidrogen, coal bed methane, batubara yang dicairkan (liquefied coal), batubara yang digaskan C~asified coal), dan nuklir

Energi Terbarukan
Sumber energi yang dihasilkan dan sumberdaya energi yang secara alamiah tidak akan habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik, antara lain : panas bumi, bahan bakar nabati (biofue!), aliran air sungai, panas surya, angin, biomassa, biogas, ombak laut, dan suhu kedalaman laut.

Diversifikasi Energi
Penganekaragaman penyediaan dan pemanfaatan berbagai sumber energi dalam rangka optimasi penyediaan energi

Konservasi Energi
Penggunaan energi secara efisien dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar - benar diperlukan. Upaya konservasi energi diterapkan pada seluruh tahap pemanfaatan, mulai dari pemanfaatan sumber daya energi sampai pada pemanfaatan akhir, dengan menggunakan teknologi yang efisien dan membudayakan pola hidup hemat energi

Optimasi
Upaya terpadu untuk mencapai hasil yang besar dan seekonomis mungkin dalam meningkatkan efisiensi penggunaan energi

Audit Energi
Kegiatan untuk mengidentifikasikan potensi penghematan energi dan menentukan jumlah energi dan biaya yang dapat dihemat dengan usaha konservasi energi dari suatu sistem, sarana maupun peralatan yang telah ada

Elastisitas Energi
Rasio atau perbandingan antara tingkat pertumbuhan konsumsi energi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi

Intensitas Energi
Jumlah energi yang digunakan untuk menghasilkan satu satuan produksi atau jasa

Harga Keekonomian
Biaya produksi per unit energi termasuk biaya lingkungan ditambah biaya margin


Selengkapnya..

Wednesday, February 11, 2009

Mengintip Milestone Pengembangan Energi Alternatif oleh Pemerintah

Kebutuhan rakyat Indonesia akan energi yang terus menerus meningkat menuntut pemerintah untuk mampu menyediakan energi sejumlah yang dibutuhkan. Berbagai sumber energi ditingkatkan kapasitas dan daya pasoknya.


Sumber energi alternatif yang direncanakan adalah :
  1. Kilang Batubara Cair
  2. Coal Bed Methane (CBM)
  3. Terminal LNG
  4. PLTP
  5. PLTN
  6. Bio-diesel
  7. Bio-ethanol
  8. bio-oil
  9. PLTS
  10. PLTMH
  11. PLTU Biomasa/Sampah
  12. PLT Bayu

Rencana peningkatan pasokan untuk setiap sumber energi ditayangkan pada bagan berikut


  1. Kilang Batubara Cair



  2. Coal Bed Methane (CBM)



  3. Terminal LNG



  4. PLTP



  5. PLTN



  6. Bio-diesel



  7. Bio-ethanol



  8. bio-oil



  9. PLTS



  10. PLTMH



  11. PLTU Biomasa/Sampah



  12. PLT Bayu


Jadi, masih tetap ingin berboros ria ?

Bagan milestone dikutip dari: "BLUEPRINT PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL 2006 - 2025" oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.


Selengkapnya..

Monday, February 9, 2009

Tip Berhemat Listrik untuk AC (Air Conditioner)

Pada kesempatan ini akan disajikan mengenai tip berhemat listrik untuk AC (Air Conditioner).


Menentukan Kapasitas AC yang sesuai

Seringkali, kapasitas AC yang terpasang tidak sesuai dengan keperluan, terlebih apabila melebihi ukuran yang seharusnya, sehingga membuang energi. Nah lalu bagaimana menentukan kapasitas AC yang sesuai? Berikut tip nya.

Perhitungan Tonnage

Kapasitas pendingin AC diukur dalam satuan satuan BTU per jam atau yang biasa disebut dengan tonnage. 1 tonnage setara dengan 12.000 BTU/jam. Berdasarkan ukuran tersebut, perhitungkan beberapa faktor berikut yang mempengaruhi besarnya kapasitas yang dibutuhkan:

  1. Luas Ruangan
  2. Tentukan luas ruangan dimana AC akan dipasang, tentukan seberapa luas cakupan wilayah (coverage area) yang diinginkan untuk dipasang AC. Dari luas ruangan tersebut, hitung kebutuhan tonnage minimal, yaitu dengan membagi luas ruangan dengan 55.

    Contoh: bila luas ruangan 20 m2, maka kebutuhan tonnage minimal adalah 0,363

  3. Jumlah Orang
  4. Untuk setiap 10 orang yang hadir di waktu yang bersamaan di dalam ruangan yang dimaksud, tambahkan 0,5 tonnage dari kebutuhan minimal. Bila kurang dari 10, maka tidak perlu adanya penambahan tonnage.

  5. Peralatan Listrik
  6. Untuk setiap 1500 watt listrik yang digunakan, tambahkan 0,5 tonnage. Lakukan pembulatan se-rasional mungkin.

    Contoh: bila di dalam ruangan terdapat 4 komputer dengan setiap komputer membutuhkan daya 300 watt, maka jumlah daya yang dibutuhkan adalah sekitar 1200 watt. Sebaiknya tambahkan 0,5 tonnage.

Berdasarkan kapasitas yang sudah dihitung, tentukan AC yang sesuai. Pastikan membeli ukuran yang tepat sesuai dengan kebutuhan.

Dari contoh sebelumnya, kapasitas total adalah 0,363 + 0,5 = 0,863 tonnage, ata setara dengan 10.356 BTU/h. Sehingga pilihlah AC dengan kapasitas pendingin minimal 10.365 BTU/h. Diantara berbagai kapasitas yang tesedia, sedapat mungkin pilihlah kapasitas yang mendekati dengan nilai yang sudah ditentukan karena apabila kapasitas yang dipilih jauh lebih besar, dapat mengakibatkan pemborosan.


Perhitungan COP dan EER

Selain berdasarkan kapasitas pendingin, alternatif lain adalah dengan berdasarkan koefisien kinerja, ata dikenal dengan istilah Coefficient of Performance (COP). COP adalah rasio antara jumlah panas (dalam satuan Kilo Watt [kW]) yang dipindahkan dari evaporator untuk setiap satuan energi yang dikonsumsi.

Dengan kata lain, COP adalah rasio antara kapasitas dari kompresor (kW) dan setiap ton freon yang dipanaskan (TR) yang bisa diserap oleh evaporator.

Metode lainnya adalah dengan menguji rasion efisiensi energi (Energy Effiency Ration / EER). EER adalah rasio antara kapasitas panas yang digunakan untuk mendinginkan (dalam BTU) per jam dan konsumsi energi (dalam Watt).

Semakin tinggi nilai EER dan COP, maka semakin hemat AC/chiller

Sebagai contoh, bila spesifikasi AC/chiller adalah 1 kW/TR (1 kW/TR = 3,5) dan total daya 1 kW dan 12.000 BTU/h, maka:
EER = 12.000 / 1000 = 12
COP = EER / 3,5 = 3,43


Tip Berhemat Listrik untuk AC

Walaupun sudah disinggung pada artikel Tips Hemat Listrik Peralatan Elektronik di Kantor
dan Tips Hemat Listrik Peralatan Elektronik di Rumah, namun tidak ada salahnya apabila saya sajikan kembali tip tersebut, tentunya dengan beberapa penambahan khusus.

Tip untuk efisiensi dengan mengatur ruangan

  • Hindari udara masuk / keluar dari ruangan
  • Kurangi peralatan yang mengeluarkan panas, seperti komputer, TV, lampu, dsb
  • Hindari barang - barang yang meninngkatkan kelembaban, misalnya kain basah, dsb
  • Hindari tembok luar terkena sinar matahari secara langsung
  • Jangan membuat ruangan terlalu dingin (standar pendinginan: 25C +- 1C, 55 +5% RH)
  • Hindari kontak langsung sinar matahari melalui jendela dengan menggunakan film kaca double glass
  • Gunakan tanaman untuk meneduhkan atap dari sinar matahari
  • Bila menyekat ruangan, pastikan AC dipasang dengan tepat agar pendinginan dapat terdistribusi dengan baik

Tip efisiensi dengan menurunkan beban kerja AC

  • Tempatkan kondenser (kondenser pendingin udara) di tempat sejuk yang kering dengan sirkulasi udara yang cukup. Letakkan kondenser jauh dari sumber panas, maupun kontak langsung dengan sinar matahari
  • Secara periodik, bersihkan kotoran dari kipas kondenser
  • Matikan AC ketika ruangan tidak digunakan untuk jangka waktu yang panjang atau gunakan pengatur waktu
  • Perika kipas evaporator dan kondensator ketika timbul suara saat AC beroperasi. Suara tersebut biasanya disebabkan oleh skrup yang tidak kencang
  • Gunakan kapasitas AC yang tepat; tidak terlalu tinggi atau tidak terlalu rendah. Walaupun tidak ada acuan standar yang tepat, tetapi kapasitasnya berkisar antara 600BTU/h/m2. Ini berarti, untuk luas ruangan 20 M2, kapasitas yang tepat adalah sekitar 12.000 BTU/h
  • Pendinginan juga bergantung pada freon. Gunakan freon dengan kapasitas yang tepat, sesuai dengan spesifikasi masing -masing
  • Gunakan freon yang ramah lingkungan dan hemat energi seperti freon hidrokarbon. Untuk pemasangan, konsultasikan dengan teknisi profesional
  • Pilihlah AC dengan kemampuan mendinginkan yang paling tinggi namun dengan energi paling sedikit

Dirangkum dari : "Buku Panduan Efisiensi Energi di Hotel", oleh Kerjasama Pelangi dengan Alliance to Save Energy yang didanai oleh US-Asia Environmental Partnership.
Selengkapnya..