Friday, March 27, 2009

Aplikasi Hitung Tagihan Listrik


Dengan segala kekurangan yang ada, saya rilis aplikasi kecil dan sederhana yang berguna untuk menghitung tagihan listrik. Dasar perhitungan tarif yang digunakan adalah Tarif Dasar Listrik (TDL) 2004. Aplikasi ini dirancang untuk dijalankan pada sistem operasi MS Windows. Saya membuat dan mencobanya dengan Windows XP. Untuk versi Windows yang lain seharusnya tidak ada masalah.


Untuk menghitung tagihan listrik, cukup dengan menentukan golongan daya yang sesuai, kemudian mengisikan jumlah penggunaan listrik dalam satuan kWH (kilo watt hour). Beberapa golongan daya membutuhkan isian penggunaan listrik bukan dalam satuan kWH melainkan dalam satuan Jam Nyala. Beberapa diantaranya bahkan membutuhkan faktor pembanding (koefisien) antara harga WBP / Waktu Beban Puncak dan LWBP / Luar Waktu Beban Puncak. Untuk itu tinggal disesuaikan saja.

Untuk perhitungan berdasarkan tarif insentif/disinsentif serta subsidi/non subsidi akan ditambahkan pada rilis versi mendatang.

Silakan unduh Aplikasi Hitung Tagihan Listrik versi 0.1 di sini.

Semoga bermanfaat.

Selengkapnya..

Wednesday, March 18, 2009

Gangguan di PLTU Suralaya

Siang kemarin, saya mendapat informasi dari Istri saya bahwa terjadi pemadaman listrik dari jam 11 siang. Informasi ini saya tanggapi dengan biasa. Maklum di tempat tinggal saya di daerah Bogor, kejadian pemadaman listrik adalah hal yang biasa, bahkan hingga jam 3 sore pun tidak asing lagi. Yang membuat tanggapan saya tidak biasa adalah informasi dari Istri saya sore menjelang Maghrib bahwa listrik masih padam.

Dalam perjalanan pulang, samar - samar saya mendengar pembicaraan orang mengenai KRL Jabodetabek yang lumpuh akibat gangguan listrik. Kemudian samar - samar juga terdengar ada masalah di Suralaya.

Di sepanjang jalan di daerah Bogor yang saya lewati, beberapa daerah terlihat gelap gulita, padahal pada hari - hari biasa daerah tersebut cukup terang oleh sinar lampu. Iseng - iseng saya mampir membeli makanan kecil di kawasan Merdeka. Menurut penuturan salah satu pedagang terjadi pemadaman di sejumlah daerah di Jawa dan menurutnya baru toko di belakang tempat berjualan yang arus listriknya normal, yang lain masih padam.

Perjalanan saya lanjutkan kembali, dalam perjalanan, beberapa kawasan masih mengalami pemadaman, beberapa diantaranya sudah pulih. Namun untunglah ketika sampai di rumah, listrik di daerah tempat tinggal sudah kembali pulih.

Pagi ini barulah saya ketahui mengenai gangguan yang terjadi di PLTU Suralaya. Berikut informasi yang saya kutip dari Tempo Interaktif:

Pembangkit Listrik Tenaga Uap Suralaya telah mengalirkan listriknya kembali dalam sistem Jawa Bali. "Sebetulnya sudah mulai normal secara bertahap mulai pukul 17.30 kemarin petang," kata Juru Bicara PT PLN (Persero) Ario Subijoko kepada Tempo, Rabu (18/3). Sejak pagi tadi, ia melanjutkan, alisan listrik telah normal kembali.

Ario menjelaskan, gangguan listrik tersebut karena kerusakan pada circuit sehingga listrik dari empat unit pembangkit Suralaya tidak bisa memasuki sistem. "Kerusakannya bukan karena mesin pembangkit," kata Ario saat dihubungi Tempo, Rabu (18/3).

Ario melanjutkan, circuit ibaratnya sebuah jembatan untuk menyalurkan listrik. Sama seperti ketika ada korsleting pada sistem di rumah pelanggan, maka listrik dari PLN tidak bisa mengalir.

Kemarin, listrik dari unit 4, 5, 6 dan 7 PLTU Suralaya dengan total daya 1.600 MW tidak bisa memasuki sistem listrik Jawa Bali. Akibatnya, beberapa daerah mengalami pemadaman, misalnya sebagian daerah di Jakarta.

PLN pun mengerahkan sejumlah pembangkit lain sebagai antisipasi. Misalnya, Pembangkit Muara Tawar, Tanjung Priok, Grati, Tambak Lorok, Sagulin dan Cirata.

Ario menambahkan, PLN mohon maaf kepada para pelanggan atas kejadian pemadaman listrik. "Kami mohon maaf, pemadaman itu tidak direncanakan," ujarnya.


Semoga tidak terjadi lagi pemadaman yang terlalu lama yang dapat merugikan banyak pihak. Dan tentu saja, apapun yang terjadi, kita tetap harus berhemat listrik. Setuju..?

Selengkapnya..

Tuesday, March 17, 2009

Menanak Nasi Sekaligus Vs Per Jadwal Makan

Pada tip penghematan peralatan listrik yang telah dibahas sebelumnya, pernah disinggung mengenai anjuran untuk menanak nasi dengan magic jar / rice cooker per jadwal makan dibandingkan dengan menanak secara sekaligus dan menghangatkannya (warm) secara terus menerus hingga habis. Pada tulisan ini dibahas mengenai mengapa hal tersebut dilakukan.

Alasan pertama adalah terkait dengan penghematan listrik yang dapat dilakukan. Menanak nasi secara sekaligus kemudian menghangatkannya sampai habis umumnya lebih boros listrik bila dibandingkan dengan menanak nasi secukupnya per jadwal makan. Contoh kasus dan perhitungan daya listrik akan disampaikan kemudian.

Alasan kedua adalah terkait dengan umur pemakaian perangkat. Perangkat elektronik atau yang menggunakan listrik umumnya memiliki kecenderungan cepat rusak / lebih pendek umurnya apabila lebih sering digunakan. Penggunaan yang terus menerus seperti menghangatkan nasi tentu saja dapat berpengaruh pada umur rice cooker tersebut. Bayangkan rice cooker hidup secara terus menerus misalnya 20 jam setiap harinya.

Alasan ketiga masih terkait dengan alasan kedua, yaitu seiring dengan umur penggunaan perangkat yang semakin tua, umumnya efisiensi penggunaan energi listrik yang digunakan akan semakin berkurang, dengan demikian kebutuhan daya yang digunakan untuk mengoperasikannya cenderung akan semakin bertambah.

Alasan pertama adalah efek jangka pendek sedangkan alasan kedua dan ketiga merupakan efek jangka panjang. Seperti yang telah disinggung di awal tulisan, akan disajikan simulasi perhitungan daya listrik yang digunakan baik untuk menanak sekaligus maupun menanak bertahap.


Asumsi Dalam Kasus Ini

Tentu saja dalam contoh kasus perhitungan ini terdapat beberapa asumsi yang digunakan, dan asumsi ini tentu saja dapat berbeda untuk setiap orang.

Asumsi pertama, dalam satu bulan, magic jar dihidupkan selama 30 hari.
Asumsi kedua, dalam satu hari, magic jar dihidupkan selama 18 jam.
Asumsi ketiga, untuk menanak sekaligus, membutuhkan waktu 45 menit (0,75 jam).
Asumsi keempat, untuk menanak nasi bertahap, membutuhkan waktu 30 menit (0,5 jam) untuk setiap tahap. Dilakukan 3 kali menanak setiap harinya.
Asumsi kelima, untuk setiap tahap menanak baik sekaligus maupun bertahap, ditambahkan waktu 15 menit (0,25 jam) untuk menghangatkan nasi agar lebih tanak / matang.
Asumsi keenam, daya listrik yang dibutuhkan untuk menanak (cook) adalah 420 Watt Hour (WH) sedangkan untuk menghangatkan (warm) sebesar 54 WH. Untuk mendapatkan angka ini, Anda dapat melihatnya dari buku spesifikasi produk yang disertakan. Agar lebih valid, saya melakukan pengukuran kebutuhan daya magic jar milik saya dengan alat ukur khusus. Berikut cuplikan tayangan aplikasinya:

Tayangan Aplikasi Pengukur Daya ketika Magic-jar dalam keadaan menanak (cook)

Tayangan Aplikasi Pengukur Daya ketika Magic-jar dalam keadaan menghangatkan (warm)


Asumsi ketujuh, harga listrik setiap kWH adalah Rp. 495.


Perhitungan

Dari 5 (lima) asumsi di atas, mari hitung daya yang digunakan untuk menanak secara sekaligus dan menghangatkannya hingga habis.
Daya yang dibutuhkan untuk menanak : 420 X 0,75jam = 315 WH
Daya yang dibutuhkan untuk menghangatkan : 54 x 17,25jam = 931,5 WH
Daya yang dibutuhkan keseluruhan per hari : 315 + 931,5 = 1246,5 WH (1,2465 kWH)

Kemudian untuk perhitungan daya yang digunakan untuk menanak nasi secara bertahap adalah sebagai berikut
Daya yang dibutuhkan untuk menanak nasi : 3 x 420 x 0,5jam = 630 WH
Daya yang dibutuhkan untuk menghangatkan : 3 x 54 x 0,25jam = 40,5 WH
Daya yang dibutuhkan keseluruhan per hari : 630 + 40,5 = 670,5 WH (0,6705 kWH)

Sehingga setiap hari saya dapat menghemat 1246,5 - 670,5 = 576 WH listrik.
Untuk satu bulan berarti 576 x 30 = 17.280 WH = 17,280 kWH.
Maka penghematan dana per bulan yang dapat saya lakukan adalah sebesar 17,280 x 495 = Rp. 8553,6


Simpulan

Dari perhitungan tersebut di atas dibuktikan bahwa menanak nasi sekaligus lebih boros bila dibandingkan dengan menanak nasi secara bertahap. Jika dilihat dari besarnya nilai penghematan yang dapat dilakukan yaitu sebesar Rp. 8553,6 bagi Anda mungkin tidak signifikan (non-material), akan tetapi jika hal ini dilakukan oleh banyak orang, coba bayangkan berapa besarnya penghematan listrik yang dapat dilakukan.

Silahkan Anda menghitung sendiri kebutuhan daya menanak nasi untuk perangkat Anda, tentu saja dengan asumsi yang sesuai dengan kondisi Anda.

Selengkapnya..

Friday, March 13, 2009

Earth Hour, Pilih Bumi atau Global Warming

Awal bulan ini, saya menerima pesan dari rekan saya melalui YM mengenai ajakan aksi solidaritas Global Earth Hour. Berikut isi pesannya:

EARTH PEOPLE!! THE WORLD NEED US!! VOTE FOR EARTH HOUR! Pilih BUMI atau global warming? ikut aksi solidaritas Global Earth Hour Sabtu, 28 Maret 2009, jam 20.30-21.30 Matikan LAMPU 1 jam, saya, Anda, kita, bisa mengubah dunia! * dan pastikan semua alat elektronik yang tidak sedang dipakai dalam kondisi power off, BUKAN stand by Lampu Jakarta padam 1 jam = 300MW (cukup untuk mengistirahatkan 1 pembangkit listrik dan menyalakan 900 desa) = mengurangi beban biaya listrik Jakarta sekitar Rp 200 juta = mengurangi emisi CO2 sekitar 284 Ton CO2 = menyelamatkan lebih dari 284 pohon = menghasilkan udara bersih untuk lebih dari 568 orang. 1 orang, 1 lampu (minimal), 1 jam, 1 hari, 1 bumi! visit http://www.voteearth2009.org/home/ http://www.earthhourus.org/main.php


Terlepas dari angka yang disajikan, apakah benar atau tidak, aksi ini tentu saja patut kita dukung dan laksanakan. Namun satu hal yang lebih penting lagi adalah konsistensi kita dalam menyelamatkan bumi. Janganlah setelah melakukan aksi ini kita malah berboros ria dalam menggunakan listrik setelah penggunaan listrik kita dikekang selama 1 jam (padahal hanya beberapa lampu saja lho) melainkan haruslah berhemat dalam kehidupan sehari - hari kita.
Selengkapnya..